Mengenai Saya

Foto saya
ingat jangan gunakan ilmu yg saya beri untuk tindakan kejahatan, tanggung jawab anda terima sendiri, itulah tanda orang yg bijak. setelah anda memahami, berikan komentar anda!! terima kasih.

Cari Blog Ini

Menurut Anda, Bagaimanakah Blog ini?

Interaksi Secara Elektronis

Akhir-akhir ini, kita cenderung semakin akrab dengan istilah-istilah semacam e-Commerce,

e-Banking, e-Government, e-Learning, dan sebagainya. Huruf "E" disini

mengacu pada kata "Electronic", tapi lebih banyak digunakan dalam konteks internet.

Jadi, istilah-istilah tersebut bisa dibaca sebagai Electronic Commerce, Electronic

Government, Electronic Banking, atau Electronic Learning.

Dalam bagian ini, kita akan membahas secara sepintas tentang hal-hal yang berkaitan

dengan istilah-istilah diatas. Dalam kenyataannya, hal-hal tersebut jauh lebih kompleks

sehingga tidak mungkin dibahas secara rinci dalam halaman ini.

E-Commerce

Dari namanya, kita sudah bisa menebak kalau ini berkaitan dengan kegiatan yang bersifat

komersial. Tidak salah memang, karena istilah e-commerce yang akan kita bahas ini

memang mengacu pada kegiatan komersial di internet. Contoh paling umum dari

kegiatan e-commerce tentu saja adalah aktifitas transaksi perdagangan melalui sarana

internet. Dengan memanfaatkan e-commerce, para penjual (merchant) dapat menjajakan

produknya secara lintas negara karena memang sifat internet sendiri yang tidak mengenal

batasan geografis. Transaksi dapat berlangsung secara real time dari sudut mana saja di

dunia asalkan terhubung dalam jaringan internet.

Umumnya transaksi melalui sarana e-commerce dilakukan melalui sarana suatu situs web

yang dalam hal ini berlaku sebagai semacam etalase bagi produk yang dijajakan. Dari

situs web ini, para pembeli (customer) dapat melihat bentuk dan spesifikasi produk

bersangkutan lengkap dengan harga yang dipatok. Berikutnya, apabila si calon pembeli

tertarik, maka ia dapat melakukan transaksi pembelian di situs tersebut dengan sarana

kartu kredit. Berbeda dengan transaksi kartu kredit pada umumnya yang menggunakan

peralatan khusus, transaksi kartu kredit di internet cukup dilakukan dengan memasukkan

nomor kartu kredit beserta waktu kadaluwarsanya pada formulir yang disediakan. Di tahap selanjutnya, program di server e-commerce akan melakukan verifikasi terhadap

nomor kartu kredit yang diinputkan. Apabila nomor kartu yang dimasukkan valid, maka

transaksi dianggap sah dan barang yang dipesan akan dikirimkan ke alamat pembeli.

Tentu saja sebelumnya saat mengisi formulir pemesanan, calon pembeli telah mengisikan

alamat lengkap kemana barang yang akan dibelinya harus dikirimkan. Harga barang yang

dibeli kemudian akan dimasukkan dalam rekening tagihan dari kartu kredit yang

digunakan.

Aktifitas e-commerce sebenarnya bukan melulu berkisar pada usaha perdagangan. Kalau

kita rajin menjelajahi situs-situs web, kita bisa menjumpai aneka usaha yang pada intinya

berusaha mengeduk keuntungan dari lalu-lintas akses internet. Ambil contoh situs lelang

online di www.ebay.com yang demikian populer, juga situs penyedia jasa yang mengutip

bayaran untuk netters yang ingin menggunakan layanannya. Tidak ketinggalan pula situs-situs

khusus dewasa. Bahkan untuk yang terakhir ini justeru disebut-sebut sebagai

pelopor dari bisnis e-commerce.

Seperti halnya kegiatan bisnis konvensional, iklan juga memegang peranan penting

dalam e-commerce. Para pengelola situs web banyak mendapatkan pemasukan dari iklan

yang ditayangkan di situs web yang dikelolanya (umumnya berbentuk iklan banner atau

popup window). Tengok saja Yahoo atau DetikCom sebagai contoh dimana tiap

halamannya selalu dijejali oleh banner iklan yang mencolok mata. Wajar saja, sebab dari

sanalah sumber pembiayaan layanan (plus sumber keuntungan) mereka berasal.

Tapi dengan makin banyaknya situs web yang muncul juga berarti semakin ketatnya

persaingan. Menjaring iklan di sebuah situs web tentu saja tidak gampang. Para

pemasang iklan umumnya hanya berminat memasang iklannya pada situs dengan trafik

kunjungan yang tinggi. Itu artinya para pengelola situs harus berusaha memancing

sebanyak mungkin pengunjung ke situs mereka. Caranya tentu saja dengan memajang

content yang beragam sehingga pengunjung bisa betah berlama-lama di situsnya--syukur-syukur

kalau mereka akan balik lagi di kesempatan berikut atau lebih baik lagi apabila

sampai menjadi pengunjung setia. Sayangnya mengundang pengunjung dengan cara ini jelas butuh usaha dan biaya yang

tidak sedikit, sementara itu efektifitas pemasangan banner iklan di situs web sendiri

sebenarnya masih diragukan. Para pengunjung situs web umumnya datang dengan tujuan

untuk mencari informasi sehingga kemungkinan besar tidak sempat melirik ke banner-banner

yang terpajang di situs web bersangkutan. Alih-alih memperhatikan, para

pengunjung kerap malahan merasa terganggu dengan adanya banner iklan di sebuah

halaman web. Walhasil banyak situs web yang tidak mampu membiayai operasionalnya

karena pemasukan dari iklan ternyata tidak mampu mengimbangi besarnya modal yang

dikucurkan. Karena itulah beberapa waktu terakhir ini kita banyak melihat situs web

komersial (dikenal sebagai 'DotCom') yang bertumbangan

E-Banking

Electronic Banking, atau e-banking bisa diartikan sebagai aktifitas perbankan di internet.

Layanan ini memungkinkan nasabah sebuah bank dapat melakukan hampir semua jenis

transaksi perbankan melalui sarana internet, khususnya via web. Mirip dengan

penggunaan mesin ATM, lewat sarana internet seorang nasabah dapat melakukan

aktifitas pengecekan rekening, transfer dana antar rekening, hingga pembayaran tagihan-tagihan

rutin bulanan (listrik, telepon, dsb.) melalui rekening banknya. Jelas banyak

keuntungan yang bisa didapatkan nasabah dengan memanfaatkan layanan ini, terutama

bila dilihat dari waktu dan tenaga yang dapat dihemat karena transaksi e-banking jelas

bebas antrian dan dapat dilakukan dari mana saja sepanjang nasabah dapat terhubung

dengan jaringan internet.

Untuk dapat menggunakan layanan ini, seorang nasabah akan dibekali dengan login dan

kode akses ke situs web dimana terdapat fasilitas e-banking milik bank bersangkutan.

Selanjutnya, nasabah dapat melakukan login dan melakukan aktifitas perbankan melalui

situs web bank bersangkutan.

E-banking sebenarnya bukan barang baru di internet, tapi di Indonesia sendiri, baru

beberapa tahun belakangan ini marak diaplikasikan oleh beberapa bank papan atas.

Konon ini berkaitan dengan keamanan nasabah yang tentunya menjadi perhatian utama

dari para pengelola bank disamping masalah infrastruktur bank bersangkutan. Keamanan memang merupakan isu utama dalam e-banking karena sebagaimana kegiatan

lainnya di internet, transaksi perbankan di internet juga rawan terhadap pengintaian dan

penyalahgunaan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Sebuah situs e-banking

diwajibkan untuk menggunakan standar keamanan yang sangat ketat untuk

menjamin bahwa setiap layanan yang mereka sediakan hanya dimanfaatkan oleh mereka

yang memang betul-betul berhak. Salah satu teknik pengamanan yang sering dugunakan

dalam e-banking adalah melalui SSL (Secure Socket Layer) maupun lewat protokol

HTTPS (Secure HTTP).

E-Government

Istilah ini baru kedengaran beberapa waktu belakangan ini, seiring dengan maraknya

pemanfaatan teknologi internet dalam bidang pemerintahan. Walaupun namanya e-governmet,

tapi jangan dibayangkan ini adalah sistem pemerintahan yang sepenuhnya

berbasis internet. E-government, khususnya di Indonesia, masih diartikan secara sempit

sebagai sebuah sistem di internet (entah web, alamat email kontak, atau milis) yang

mengeksploitir potensi di suatu daerah dengan maksud mengundang pihak-pihak yang

mungkin dapat memberikan keuntungan bagi daerah bersangkutan, entah itu sebagai

investor atau turis.

Kalau kita menengok ke situs-situs pemerintah daerah di Indonesia yang mengaku

sebagai "e-government", sebenarnya tidak ubahnya dengan etalase yang memajang data

statisik, potensi wisata, dan kekayaan alam suatu daerah, dan tidak ketinggalan pula

kesempatan (baca: undangan) bagi para investor untuk menanamkan modalnya di daerah

bersangkutan. Content yang berkaitan dengan pemerintahan (government) sendiri

malahan tidak mendapat perhatian yang cukup.

Ini mungkin hanya masalah istilah, tapi rasanya cukup mengganggu juga, khususnya

kalau dibandingkan dengan aktifitas elektronik lainnya di internet yang memang betul-betul

mengacu ke namanya. Namun demikian, mudah-mudahan kita juga sedang menuju

ke arah yang lebih maju dalam hal pemanfaatan internet untuk keperluan pemerintahan

sehingga kelak slogan e-government ini betul-betul diaplikasikan secara utuh dan

bukannya sekedar sebagai "etalase" potensi daerah seperti yang sekarang kita saksikan. Salah satu contoh penerapan e-Government dalam artian sesungguhnya dapat dijumpai di

negara tetangga kita, Singapura. Untuk penerapan e-Governement di negaranya,

pemerintah Singapura telah menjalankan proyek ambisius yang disebut eGAP (Electronic

Government Action Plan). Proyek yang setiap tahapnya menyedot anggaran sebesar US$

743 juta ini bertujuan untuk mewujudkan pelayanan publik secara online di negara

tersebut.

Tahap pertama proyek ini telah berhasil membangun 1600 layanan publik secara online.

Layanan ini tidak hanya memberi informasi, tetapi juga sanggup melakukan transaksi

semacam memesan fasilitas olahraga, mendaftarkan perusahaan, membuat paspor baru,

dan sebagainya. Program ini telah berhasil membuat 75 persen penduduk Singapura

mulai berkomunikasi dengan birokrasi secara online via internet. Dalam proyek eGAP

tahap II yang dimulai pada tahun 2003, pemerintah negara pulau tersebut mengharapkan

90 persen warga negaranya dapat berkomunikasi secara online pada 2006 nanti.

e-Learning

Istilah e-Learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk penerapan teknologi

informasi di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. Definisi e-Learning sendiri

sebenarnya sangat luas, bahkan sebuah portal informasi tentang suatu topik (seperti

halnya situs ini) juga dapat tercakup dalam e-Learning ini. Namun istilah e-Learning

lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar-mengajar

di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi Internet.

Dalam teknologi e-Learning, semua proses belajar-mengajar yang biasa ditemui dalam

sebuah ruang kelas, dilakukan secara live namun virtual, artinya dalam saat yang sama,

seorang guru mengajar di depan sebuah komputer yang ada di suatu tempat, sedangkan

para siswa mengikuti pelajaran tersebut dari komputer lain di tempat yang berbeda.

Dalam hal ini, secara langsung guru dan siswa tidak saling berkomunikasi, namun secara

tidak langsung mereka saling berinteraksi pada waktu yang sama. Semua proses belajar-mengajar hanya dilakukan di depan sebuah komputer yang

terhubung ke jaringan internet, dan semua fasilitas yang yang biasa tersedia di sebuah

sekolah dapat tergantikan fungsinya hanya oleh menu yang terpampang pada layar

monitor komputer. Materi pelajaran pun dapat diperoleh secara langsung dalam bentuk

file-file yang dapat di-download, sedangkan interaksi antara guru dan siswa dalam bentuk

pemberian tugas dapat dilakukan secara lebih intensif dalam bentuk forum diskusi dan

email.

Pemanfaatan e-Learning membuahkan beberapa keuntungan, diantaranya dari segi

finansial dengan berkurangnya biaya yang diperlukan untuk mengimplementasikan

sistem secara keseluruhan jika dibandingkan dengan biaya yang dibutuhkan untuk

mendirikan bangunan sekolah beserta seluruh perangkat pendukungnya, termasuk

pengajar. Dari sisi peserta didik, biaya yang diperlukan untuk mengikuti sekolah

konvensional, misalnya transportasi, pembelian buku, dan sebagainya dapat dikurangi,

namun sebagai gantinya diperlukan biaya akses internet. Dari sisi penyelenggara, biaya

pengadaan e-Learning sendiri dapat direduksi, disamping jumlah peserta didik yang dapat

ditampung jauh melebihi yang dapat ditangani oleh metode konvensional dalam kondisi

geografis yang lebih luas.

Namun, dibalik segala kelebihan yang ditawarkan, penerapan e-Learning, khususnya di

Indonesia masih menyimpan masalah, antara lain pada keterbatasan akses internet serta

kurangnya pemahaman masyarakat akan teknologi internet. e-Learning juga kurang

cocok untuk digunakan pada level pendidikan dasar dan menengah, khususnya karena

kendala sosialisasi. Seperti kita ketahui, tujuan kegiatan belajar-mengajar di sekolah

bukan hanya untuk menimba ilmu pengetahuan, melainkan juga melatih anak untuk

bersosialisasi dengan teman sebaya maupun lingkungan di luar rumah. Hal semacam ini

tidak bisa didapati dalam sekolah maya via e-Learning. Disamping itu, sistem belajar

jarak jauh sangat mensyaratkan kemandirian, sehingga lebih cocok untuk diterapkan pada

lembaga pendidikan tinggi maupun kursus.

***Disamping beberapa sampel diatas, kita akan menjumpai lebih banyak lagi "e-e" lainnya

di intenet sebagai konsekuensi dari semakin banyaknya aktifitas di dunia nyata yang

dapat dipindahkan dalam bentuk elektronis di internet. Namun demikian, kiranya kita

semua setuju bahwa tidak seluruh kegiatan manusia dapat ditransformasikan kedalam

bentuk elektronis. Manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial, dan karenanya memiliki

naluri untuk bersosialisasi secara normal. Kebutuhan sosialisasi semacam ini hanya bisa

dipuaskan melalui interaksi secara manusiawi, bukan melalui perangkat elektronik,

seberapapun majunya tingkat perkembangan teknologi yang telah dicapai.

0 komentar:

BeRIKaN KOmeNtaR aNda


ShoutMix chat widget